I.
Dasar Perencanaan Strategis
Manajemen strategis sebagai dasar perencanaan
strategis, yaitu :
1.
Penilaian situasi dan strategi yang ada
(Analisis SWOT)
Analisis SWOT adalah instrument perencanaan
strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan, kelemahan,
kesempatan eksternal, dan tantangan, instrumen ini memberikan cara sederhana
untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. (Daniel Start
dan Ingie Hovald).
2.
Penetapan perubahan yang diinginkan
sesuai dengan tujuan dan strategi
3.
Pencarian dan pemilihan tindakan yang sesuai
4.
Pelaksanaan perubahan
5.
Pemonitoran perkembangan / penilaian
menerus
Berpikir
Strategis sebagai dasar perencanaan strategis, yaitu:
1.
Where
we are now (Dimana Kita Berada Sekarang)
2.
Where
we want to be (Dimana tempat yang kita inginkan)
3.
How
to get there (Bagaimana caranya berada disana)
4.
How
to stay there (Bagaimana caranya agar tetap berasa
disana)
II.
Pengertian Perencanaan Strategis
1.
Perencanaan
strategis
Perencanaan
srategis adalah perencanaan yang dilakukan oleh pembuat keputusan untuk
mencapai tujuan yang lebih luas. Contoh perencanaan strategis, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Kerja (RENJA). Perencanaan dengan lebih
efektif dan resiko ketidak pastian atau dapat juga
dikatakan sebagai proses di mana
organisasi mencoba untuk mengendalikan “nasibnya” ketimbang membiarkan
kejadian-kejadian masa depan melakukan hal (pengendalian) tersebut.
2.
Perencanaan bagi pemerintah daerah
Yaitu proses sistematis di mana masyarakat atau
komunitas mengantisipasi dan merencanakan masa depannya.
III.
Lingkup Perencanaan Strategis
1.
Perencanaan strategis sebagai sebuah proses, yaitu:
a. sebagai
alat untuk mengembangkan pemikiran, menguji kondisi internal dan memfasilitasi
pengambilan keputusan
b. pelibatan
berbagai pihak yang mempunyai informasi dan sumberdaya yang mempengaruhi masa
depan
2.
Perencanaan strategis menghasilkan sebuah
produk, yaitu:
a. alat
untuk menghadapi ketidakpastian di masa depan, sebagai wujud perencanaan yang
terarah
b. sebuah
visi masa depan, yaitu wajah atau kondisi masa depan yang diinginkan,
dibutuhkan usaha membangun
IV.
Sifat
Perencanaan Strategis
Sifat perencanaan strategis adalah
1.
berorientasi
lebih menuju ke tindakan, hasil, dan implementasi
2.
mempromosikan
partisipasi yang lebih luas dan beragam dalam proses perencanaannya
3.
lebih
menekankan pada pemahaman masyarakat terhadap konteks lingkungannya, mengidentifikasi peluang dan ancaman
terhadap masyarakat
4.
mengandung
perilaku kompetitif (bersaing) di pihak masyarakat
5.
menekankan
kajian kekuatan dan kelemahan masyarakat dalam konteks peluang dan ancaman
V.
Perencanaan Partisipatif
Partisipasi
yaitu proses di mana stakeholder
mempengaruhi dan membagi kewenangan dalam inisiatif pembangunan, pengambilan
keputusan, dan penggunaan
sumberdaya yang mempengaruhi mereka. Sedangkan Perencanaan Partisipatif
yaitu perencanaan yang prosesnya dilaksanakan secara
partisipatif.
VI.
Mengapa Perencanaan
Strategis-Partisipatif
- kritik terhadap pendekatan
perencanaan yang ada (umum)
- pengaruh dari profesi/disiplin ilmu
lainnya
- konteks perencanaan yang berubah
- kompleksitas permasalahan
- kebutuhan perencanaan yang lebih
efiesien dan efektif
VII.
Proses
Perencanaan Strategis
1.
kesepakatan awal
Harus
diadakan kesepakatan awal perencanaan yang strategis
2.
Mandat
Pemberian
mandat untuk perencanaan strategis
3.
Visi dan Misi
Menciptakan
visi dan misi agar perencanaan terarah
4.
Lingkungan Eksternal
Lingkungan
eksternal dipengaruhi oleh tren atau kekuatan, petaruh (stakeholder), dan kompetitor atau kolaborator.
5.
Lingkungan Internal
Lingkungan
internal dipengaruhi oleh sumber daya yang ada, strategi saat ini yang bisa
dilaksanakan, dan kinerja yang diharapkan.
VIII.
Identifikasi Isu Strategis
Tahap 1
|
Tahap 2
|
Tahap 3
|
Tahap 4
|
Tahap 5
|
mengidentifikasi sumber isu strategis
|
mengidentifikasi konteks isu strategis
|
menyaring informasi
|
menganalisis
|
Isu strategis teridenti-fikasi
|
Sumber daya lingkungan (institusi, opresional,
internal)
|
Karakteristik isu
|
Aktor
|
Analisis stakeholder
|
-
|
Sumber struktural
|
Proses yang terjadi
|
Lembaga/ Agent
|
Analisis SWOT/7-S
|
-
|
Sumber proses
|
Tahap/siklus yang menjadi fokus
|
Masalah
|
Analisis portofolio
|
-
|
IX.
Tingkat
Partisipasi Masyarakat
Tingkat
Partisipasi
|
Peran
masyarakat
|
Paran
Pihak Luar
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Surrogate (Pengganti)
|
Tidak langsung
|
Tidak ada
|
|
Konsultasi
|
Kontrol Kepentingan
|
Advokat
|
Kontrol Bersama
|
Pemangku (stakeholder)
|
Pemangku
|
Kontrol Penuh
|
Principal
|
Resource
|
X.
Proses Perencanaan Partisipatif
- membentuk tim perencanaan
- mengidentifikasi isu yang mungkin
dan daftar pemangku yang terlibat
- melakukan analisis partisipan
- menentukan maksud dan tingkatan
patisipasi masyarakat
- mengidentifikasi hambatan dan
kondisi-kondisi khusus/unik yang ada
- memilih metode partisipasi yang
tepat
- menentukan sampel jika memang
diperlukan dan bagaimana caranya
- menentukan fungsi dan tugas masing-masing
pemangku
- menyusun rencana kerja dan kerangka
waktu bagi pelaksanaan partisipasi masyarakat
XI.
Analisis Pemangku (Stakeholder)
- informasi awal tetapi mendasar
tentang siapa yang terpengaruh – affected – (positif maupun negatif)
dari kegiatan tersebut
- siapa yang bisa mempengaruhi (influence)
kegiatan tersebut, positif maupun negatif
- individu, kelompok, atau organisasi
mana saja yang perlu dilibatkan dalam kegiatan
- bagaimana dan kapasitas siapa saja
yang perlu dibangun sehingga mereka mampu untuk perpartisipasi
XII.
Siapa Itu Stakeholder (Pemangku)
- siapa
itu pemangku?
“stakeholders are people, groups, or
institutions which are likely to be affected by a proposed intervention (either
negatively or positively), or those which can affect the outcome of the
intervention.”
- pemangku
bisa meliputi: pelaksana pekerjaan, kelompok sasaran, kelompok lain, dan kelompok
kepentingan (profesi, LSM, dll)
XIII.
Tahapan Analisis Pemangku
Tahap1:
identifikasi pemangku kunci (key-stakeholders)
a.
siapa penerima manfaat yang potensial?
b.
siapa yang mungkin terkana dampak
negatif?
c.
apakah kelompok rentan sudah
diidentifikasi?
d.
sudahkah pendukung dan penentang
diidentifikasi?
e.
apa saja hubungan yang terjadi di antara
pemangku?
Tahap
2: menilai kepentingan pemangku dan dampak potensial kegiatan terhadap
kepentingan ini
a.
apa harapan pemangku terhadap kegiatan
ini?
b.
apa manfaat yang mungkin diterima oleh
pemangku?
c.
sumberdaya apa saya yang bisa
dimobilisasi dari pemangku dan bagaimana kemauan mereka terhadap ini?
d.
apa ada pertentangan antara kepentingan
pemangku dengan tujuan kegiatan?
Tahap
3: menilai pengaruh dan kepentingan pemangku
a.
kekuasaan dan status (sosial, politik,
ekonomi)
b.
tingkat organisasi
c.
kontrol terhadap sumberdaya strategis
d.
pengaruh informal
e.
hubungan kekuasaan dengan pemangku
lainnya
kepentingan terhadap
kesuksesan kegiatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar